Thursday, April 14, 2011

Ratusan Ayam Mati Mendadak di Manado, Dipastikan Tidak Terserang Flu Burung

Sekitar 100 ekor ayam kampung di Kelurahan Taas Kecamatan Tikala, Manado, Rabu (13/04) dilaporkan mati. Kematian yang berlangsung dua pekan terakhir, menurut kepala lingkungan II, hanya dianggap biasa oleh masyarakat. Namun setelah membaca berita di media massa tentang mewabahnya flu burung, barulah disampaikan kepada lurah.

Selanjutnya, lurah melaporkan ke instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian (Distan) Kota Manado. Tim yang dipimpin Ir Vouke Komansilan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Distan Manado langsung turun lapangan untuk mengecek informasi tersebut.

Setelah tiba di lokasi, tim Distan Manado yang didukung satu orang dokter hewan, ditambah dua dokter lainnya dari Balai Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, langsung melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test terhadap ayam-ayam yang telah mati.

Hasil pengetesan yang dilakukan, ternyata tidak mengarah ke flu burung yang dibawa oleh virus avian influenza (AI). Namun menurut dokter hewan Nyoman Reli, gejala penyakit flu burung hampir sama dengan tetelo atau pun ende. Hanya saja, untuk memastikannya, perlu pemeriksaan laboratorium.

“Virus AI ini memiliki karak-teristik yang mampu beradap-tasi dengan suatu daerah. Ji-ka di daerah lain ditemukan flu burung dengan ciri-ciri yang umum, bisa saja di daerah lain ciri umum itu sudah berubah, untuk menyesuaikan dengan kondisi di mana virus itu berkembang,” jelasnya

Pemeriksaan di lapangan, jelas Nyoman Reli, merupakan langkah cepat dalam mengambil tindakan, agar penyakit tersebut tidak menyebar, apa-lagi sampai menjangkiti manusia. “Rapid test hanya bisa dilakukan pada hewan yang telah mati,” jelasnya.

“Jadi intinya, ayam-ayam yang mati ini bukan karena penyakit flu burung, karena setelah tes awal tidak menunjukkan gejala seperti itu. Kemungkinan penyakit ini tetelo atau ende, tapi bukan flu burung,” jelas Nyoman Reli di hadapan Lurah Taas, pala dan aparat kelurahan lainnya serta tim Distan.

Meski demikian, aparat kelurahan diingatkannya agar menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat dan tetap waspada dengan flu burung. “Jangan sembarang memasukkan ayam dari luar ke sini, apalagi yang berasal dari Gorontalo. Kalau ada gejala-gejala keanehan, segera laporkan untuk secepatnya ditangani,” pungkasnya.

Selanjutnya, usai action di Taas, tim tersebut langsung menuju ke Kentucky Fried Chicken (KFC) Megamall untuk melakukan pengetesan terhadap bahan baku ayam yang ada. Tim diterima Manajer Restoran KFC M Subhan dan sesudahnya, dibuat laporan telah dilakukan pemeriksaan.

Sedangkan Kamis (14/04) hari ini, tambah Komansilan, tim yang sama masih akan melanjutkan pengecekan lapangan di beberapa lokasi di Kota Manado, terutama yang menjadi kantong-kantong pemotongan dan penjualan ayam. “Jadi bertahap dan kami masih akan turun lagi besok (hari ini, red), karena tidak bisa semua tempat sekaligus dilakukan pemeriksaan,” terangnya.

Sementara itu, wilayah penyebaran virus H5N1 di Kota Kotamobagu, mulai meluas. Jika awalnya ditemukan ha-nya di Desa Kopandakan I Kecamatan Kotamobagu Selatan dan Pasar Serasi, di Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat, kini bertambah tiga lokasi baru lagi.

Informasi yang dilansir Komentar sampai, Rabu (13/04) sore kemarin, tiga lokasi baru tempat ditemukannya virus H5N1 itu masing-masing di Kelurahan Upai dan Biga di Kecamatan Kotamobagu Utara, serta di Desa Poyowa Besar I Kecamatan Kotamobagu Selatan.

Terkait dengan itu, pihak Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Propinsi Sulut langsung mengeluarkan SOP (Standar Operasional Prosedur). SOP ini ditujukan kepada DP4K-KP (Dinas Pertanian Peternakan Perikanan Perkebunan Kehutanan dan Ketahanan Pangan) Kota Kotamobagu. Mengingat, perkembangan virus ini di Kotamobagu sudah mengarah kepada Avian Influenza (AI).

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Darat DP4K-KP Kotamobagu, Ir Nurahim P Mokogoagow, Rabu (13/04) kemarin. “Sambil menunggu hasil peneguhan diagnosa oleh Balai Besar Veteriner Maros yang akan diumumkan dua atau tiga hari ke depan, instansi kami diminta melakukan tindakan pengendalian dan pemberantasan terhadap penularan virus AI,” tandasnya.

Caranya? Menurut Mokoagow, ada sejumlah metode yang dimintakan untuk diterapkan. Antara lain, menerapkan biosecurity secara ketat terhadap keluar-masuknya unggas ke Kotamobagu.
“Selain itu, melakukan pemusnahan terhadap unggas yang tertular dengan cara membakar lalu menguburnya dalam radius 1 kilometer,” tegas Papa Dea, sapaan akrab Nu-rahim Mokoagow.

Kemudian, lanjut dia, melakukan tindakan disinfeksi terhadap seluruh bahan, peralatan, kendaraan dan manu-sia yang telah kontak dengan unggas tertular, melakukan pengawasan ketat terhadap tempat-tempat yang berpotensi menjadi sumber penularan AI.

“Juga, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tata cara pemeliharaan unggas secara benar melalui sistem pengandangan yang benar, melakukan pembersihan kandang secara teratur serta melakukan desinfeksi secara teratur,” ungkap Papa Dea.

Ia pun berharap adanya kesadaran dan kerja sama dari seluruh komponen masyarakat. “Mengingat tindakan yang dilakukan pemerintah saat ini, yaitu untuk kepentingan dan keselamatan seluruh warga Kota Kotamobagu, tanpa terkecuali,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekprov Sulut, Ir Siswa Rahmat Mokodongan menyatakan prihatin atas munculnya kasus flu burung di Kota Kotamobagu dan beberapa daerah di Bolmong raya. Karena itu, ia pun meminta kepada Pemkot Kotamobagu, untuk segera mengambil tindakan tegas guna meredam makin meluasnya penyebaran virus mematikan tersebut.

Thursday, April 7, 2011

Antisipasi Flu Burung, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi SULUT Berhasil Tangkal Unggas Masuk Sulut

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulut dilapor telah berhasil mencegat masuknya ratusan Ayam dari Propinsi Gorontalo ke daerah ‘Nyiur Melambai’ ini. Tak hanya itu, pasokan telur Ayam pun tak lolos dari cegatan institusi yang dikomandani Ir Johanes Panelewen ini.

Menurut informasi yang diterima, total jumlah Ayam dari Gorontalo yang dicegat di daerah perbatasan pantai Utara (Bolmut) dan pantai Selatan (Bolsel), selama dua hari yakni Senin (04/04) dan Selasa (05/04), sebanyak 280 ekor. Ada juga Itik yang dicegat, berjumlah 2 ekor. Sedang telur Ayam sebanyak 123.330 butir.

Kepala Distanak, Ir Johanes Panelewen seperti dilansir hariankomentar, Rabu kemarin, tak menampik informasi dan data tersebut. “Waktu mendengar informasi bahwa penyakit flu burung sudah menyebar di Gorontalo, kami langsung berkoordinasi dengan instansi terkait di Bolmut dan Bolsel untuk mendirikan pos penga-wasan di pintu-pintu masuk atau perbatasan antara Sulut dengan Gorontalo yakni di pantai Utara dan pantai Selatan. Nah di pantai Utara Bolmut, kami berhasil mencegat masuk 160 Ayam, 2 Itik dan 120 ribu telur Ayam dari Gorontalo. Untuk telur Ayam tersebut diketahui berasal dari Makasar, tapi kami tak mau mengambil resiko karena telah melalui Gorontalo. Ditambah lagi, ratusan ribu telur tersebut tak ada izin untuk dipasok ke Sulut. Sedang di pantai Selatan Bolsel, kami berhasil mencegat 112 Ayam dan 3.330 butir telur Ayam. Ada juga Ayam yang kami musnahkan di tempat sebanyak 8 ekor. Jadi total keseluruhan Ayam dan telur Ayam yang berhasil kita cegat atau tolak masuk Sulut sebanyak 280 ekor dan 123.330 butir, termasuk juga 2 Itik,” urai Panelewen.

Menurutnya, pencegatan Ayam, Itik dan telur Ayam tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus H5N1 di Sulut. “Sejauh ini kami belum menerima adanya laporan penyakit flu burung di Sulut. Nah, agar jangan sampai ternak-ternak Ayam kita kena penyakit tersebut maka kami langsung mengambil langkah yakni mencegat Unggas termasuk telurnya dari Gorontalo masuk ke Sulut. Sekaligus juga kami langsung buat berita acaranya,” tandas Panelewen sembari menambahkan, ratusan Ayam, 2 Itik dan ratusan ribu butir telur Ayam yang dicegat tersebut di muat dalam angkutan umum atau bus,” sambungnya mengakhiri.

sumber: www.hariankomentar.com