Thursday, December 20, 2012

Bhikhu Dharma Jadi Panutan


WARGA Sulut kembali diliputi duka
cita. Sebab, Bikhu Doktor Dharma
Surya Mahastavira yang akrab disapa
Bante, salah satu sosok yang menjadi
panutan banyak orang, kembali
dipanggil Yang Kuasa, Rabu (19/12)
sekitar pukul 01.30 Wita di ruang
ICCU Rumah Sakit Prof Kandou
Manado.
Meninggalnya sang Bikhu memang
cukup mengejutkan tak hanya bagi
kerabat, tapi juga bagi keluarga.
Sebab, si sulung dari 7 bersaudara
yang baru saja merayakan hari ulang
tahun (HUT) ke-64 pada 6 Desember
lalu, sudah menunjukkan kemajuan
dari beragam penyakit yang
dideritanya mulai dari ginjal,
jantung, hingga paru-paru.
"Keluarga memang tidak menyangka
jika akan jadi begini (meninggal),
sebab beliau sempat menyatakan akan
segera keluar karena sudah merasa
lebih sehat. Tapi, tiba-tiba
penyakitnya kambuh hingga akhirnya
menghembuskan nafas terakhir di
ruang ICCU rumah sakit," ujar Kie Nio
Runtuwene, adik Bikhu Dharma,
kemarin.
Ci Kiki, sapaan akrab Kie Nio mengaku
sangat kehilangan dengan
berpulangnya Bhiku Dharma, sebab
yang bersangkutan menjadi sosok
teladan dalam keluarga, di Universitas
Sari Putra Tomohon (Unsrit), maupun
lembaga sosial lainnya. "Bante
memang menjadi sosok panutan bagi
kami, beliau tak hanya seorang kakak,
tapi juga menjadi pemimpin dan
pembimbing bagi kami semua,"
tuturnya sambil terisak melihat
jenazah Bhiku Dharma yang sudah
terbaring kaku, di Aula Unsrit.
Sangat banyak para pekabung yang
datang menyatakan rasa
belasungkawa atas berpulangnya
Bikhu Dharma, baik mahasiswa,
jajaran Kepolisian, pemerintah,
hingga organisasi sosial
kemasyarakatan yang banyak dipimpin
oleh Bikhu termasuk organisasi
lansia. "Sebelum meninggal beliau
memang sudah berpesan agar menjaga
dan memajukan semua yang telah
dibangunnya, mulai dari Unsrit, panti
asuhan yang banyak membina anak-
anak menjadi berhasil, hingga
sekolah-sekolah dan organisasi sosial
lainnya. Kami sudah siap untuk
menjaga itu semua, sebab pesan
beliau agar sekalipun ada badai,
jangan pernah goyah," ungkap Ci
Kiki.
Dimata para dosen yang mengajar di
Unsrit, sosok Bikhu Dharma memang
seakan tak tergantikan, karena
begitu pedulinya beliau dengan
keberadaan seseorang. "Sosok Bante
memang tak tergantikan disini. Beliau
menjadi panutan bagi kami, sebab
dalam setiap kerja ia selalu mampu
bekerjasama dengan siapa saja. Dia
menjadi inspirasi bagi kami semua,"
kata Jemmy Abidjulu, Kepala Lembaga
Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Unsrit.
Bagi Denofan Lasut (20), penghuni
Panti Asuhan Prajapati, sosok Bante
memang sangat sentral, sebab sangat
peduli dan suka menolong sesama.
"Bante sangat peduli dengan kami
anak-anak panti, yang tidak
bersekolah dipanggil beliau untuk
sekolah, seperti saya yang kini bisa
mengecap pendidikan sebagai
mahasiswa semester III di Fakultas
Teknik Informatika Unsrit,"
tegasnya.
Sedangkan menurut Jimmy Eman, Wali
Kota Tomohon mengenal Bikhu Dharma
sebagai sosok yang mampu merangkul
sesama umat bahkan umat yang lain
kepercayaannya. Penilaian serupa
juga diungkapkan Paulus Sembel,
Ketua Komisi A DPRD Kota Tomohon.
"Bikhu Dharma adalah figur yang baik
hati, tokoh pluralisme, tokoh
pendidikan dan hidup bersahaja,
pantas jadi panutan bagi yang merasa
diri 'tokoh' masyarakat di Sulawesi
Utara," tuturnya.
Jenazah Bhiku Dharma sendiri akan
disemayamkan di Aula Unsrit hingga
Senin (24/12) mendatang, untuk
memberikan kesempatan kepada
kerabat dekatnya memberikan
penghormatan terakhir sebelum
dikremasi di Maumbi.
Bergabunglah dengan Tribun Manado
Sharing Community untuk update
berita Sulawesi Utara dan berbagi
informasi kegiatan komunitas Anda.

Sumber: manado.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment