Wednesday, July 6, 2011

Salendu dan Roring (Masih) Permasalahkan Jempol Vicky-Ai

Sorotan terhadap kinerja plus gaya berfoto yang sering diperagakan Walikota Vicky Lumentut dan Wawali Harley Mangindaan (Vicky-Ai), rupanya belum berhenti mengalir disuarakan anggota dewan. Setelah sebelumnya dilontarkan Ketua Komisi C Franklin Sinjal, kali ini dua pentolan Fraksi Partai Golkar di DPRD Manado masing-masing Ronald Salendu dan Deasy Roring, juga melontarkan kritikan pedas menilai kualitas kerja elit pemerintah kota.

“Saya meminta Vicky-Ai stop dulu mengacung-acungkan jempol saat difoto. Ini karena tidak konteks bila disesuaikan dengan kondisi permasalahan yang dihadapi masyarakat Manado sekarang ini. Atasi dulu krisis bensin, baru angkat-angkat jempol,” koar Onal kepada wartawan di Kantor DPRD Manado, Selasa (05/07).


Onal mengatakan, gaya jempol sebagai tanda sesuatu yang hebat, kurang pantas ditunjukkan Vicky-Ai saat difoto, ketika Kota Ma-nado masih diselimuti segudang permasalahan sosial. “Sekarang antrian kendaraan di pompa bensin belum dapat diatasi pemerintah. Begitu juga dengan masalah kemacetan dan masalah sosial lainnya. Vicky-Ai sebagai top eksekutif sepantasnya memikirkan masalah ini, minimal memberikan solusi agar masyarakat keluar dari kesengsaraan ini,” tegas tokoh pemuda Kota Manado itu. Dia mengatakan, hal-hal praktis yang seharusnya dilakukan elit pemkot yakni dengan membentuk tim khusus sekaligus melakukan class action untuk membawa Manado keluar dari permasalahan krisis bensin yang berkepanjangan. “Ini sudah menjadi sejarah baru, di mana Kota Manado mengalami krisis BBM berkepanjangan. Sudah hampir tiga bulan masalah bensin tak kunjung teratasi,” nilainya.

Apa yang dilontarkan Onal tadi, turut diamini Legislator Komisi D, Deasy Roring. Bahkan Deasy mengaku geli ketika melihat Vicky-Ai yang sering berpose jempol saat difoto, padahal masyarakat saat ini sedang dililit dengan berbagai persoalan. “Lebih enak tuh kalau Vicky dan Ai mendapat jempol dari masyarakat, bukannya angkat-angkat jempol sendiri. Jadi ketika masyarakat mengacungkan jempol untuk keduanya, itu berarti masyarakat puas dengan kinerja mereka,” tegas Deasy sambil meminta wartawan mengabadikan dirinya dengan gaya mengacungkan jempol terbalik. Sebelumnya, Walikota Vicky Lumentut menyatakan menerima kritikan dan sorotan yang disampaikan para legislator secara bijaksana dengan mengajak untuk melakukan pembenahan-pembenahan ber-sama. Begitu pun dengan Wawali Harley Mangindaan.


Bahkan Ai, sapaan akrabnya menjelaskan bila jempol yang menjadi andalannya saat difoto, menandakan pemerintah kota siap mengatasi permasalahan dan untuk melengkapi kekurangan. Selain itu, jempol juga mengandung arti bila pemerintah siap mengamankan program yang ada, terutama dalam mensejahterakan masyarakat. 

“Dan yang utama, jempol itu menunjuk ke atas yang berarti dalam melaksanakan tugas sebagai pimpinan daerah, kami selalu mengandalkan yang di atas. Kami mengandalkan Tuhan,” ulasnya mengartikan gaya jempol yang belakangan mulai dipolemikkan. Sedangkan sejumlah kalangan termasuk akademisi, menilai kinerja yang telah dilakukan walikota dan wawali selama ini sudah maksimal.


sumber: www.hariankomentar.co.id

No comments:

Post a Comment