Tuesday, January 25, 2011

Warga Serbu Pos TNI AU di Kalawiran

Situasi di Desa Kalawiran, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa, Jumat (21/01) dan Sabtu (22/01) lalu, berlangsung mencekam. Dipicu aksi penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum TNI Angkatan Udara (AU) terhadap warga setempat, membuat ratusan warga yang berasal dari Kakas dan Langowan raya ‘menyerbu’ pos dan mess milik TNI AU di Kalawiran, Kecamatan Kakas Barat.

Massa yang menggunakan kendaraan roda dua dan empat ini, mendatangi pos penjagaan TNI AU di Kalawiran pada Sabtu siang sekitar pukul 13.30 WITA itu, sebagai wujud protes serta hendak meminta pertanggungjawaban atas aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah anggota TNI AU terhadap para pemuda Langowan. Apalagi dalam aksi itu, para oknum tentara sempat membuang tembakan.

Begitu tiba, warga langsung berorasi. Namun karena emosi sudah tak tertahankan, sejumlah warga merusaki mess dan pos jaga milik TNI AU yang terbuat dari papan. 

Puluhan personel anggota polisi yang berada di lokasi berusaha mencegah dan mengamankan para warga, sehingga aksi pengrusakan tidak berlanjut. Alhasil ratusan warga tadi langsung berbalik arah kembali ke arah Langowan meninggalkan lokasi tersebut.

Namun sekitar pukul 16.00 WITA sore, massa yang belum puas kembali ke pos penjagaan TNI AU di Kalawiran tersebut, dan langsung merusak pos tersebut hingga ‘rata tanah’. Aparat kepolisian dan personel TNI AU yang berjaga di lokasi tersebut, tidak bisa berbuat apa-apa, saking banyaknya massa yang berdatangan. 

Sementara sejumlah tokoh masyarakat Langowan menilai, penyerangan mess TNI AU yang dilakukan warga beramai-ramai, sebagai wujud protes karena pihak aparat TNI menunjukkan sikap arogansi terhadap warga.
“Ini sebagai bentuk protes atas arogansi aparat keamanan dari TNI AU. Penganiayaan ini sangat keterlaluan, karena sebelum menganiaya warga, anggota TNI AU juga melayangkan tembakan dari senjata laras panjang. Kejadian penembakan ini melanggar hak asasi manusia. Langowan adalah wilayah yang aman, kenapa harus mengeluarkan tembakan,” kata pak Manembu yang disambut dengan tepuk tangan para ratusan warga.  
Sedangkan Martin Saerang selaku Ketua LSM Formula mendesak, agar pos jaga di Kalawiran sebaiknya dikosongkan dan tidak ada lagi anggota TNI AU yang berjaga di tempat tersebut. “Mereka hanya menimbulkan konflik dan meresahkan masyarakat,” paparnya. Sementara dari pantauan harian ini, Minggu malam kemarin, situasi di Desa Kalawiran berangsur normal. 

Sementara Kapten Tarigan, Dansatpom TNI AU mengaku, bahwa pihaknya memang akan menarik semua anggotanya yang berjaga di pos tersebut. “Penarikan pasukan langsung dilakukan Sabtu (22/01) sore. Ini langkah terbaik yang kami lakukan sebelum situasi di sana lebih parah,” kata Tarigan bijak, saat ditemui sejumlah wartawan, kemarin. Terkait dengan anggotanya yang melakukan penganiayaan, pihak TNI AU akan memrosesnya. 
“Kami telah menahan beberapa anggota yang dilaporkan warga melakukan penganiayaan dan mereka telah diamankan di markas TNI AU di Manado,” kata Tarigan. “Saat ini mereka sedang dimintai keterangan, yang pasti masalah di Kalawiran diserahkan ke proses hukum yang akan dilakukan internal TNI AU,” kuncinya.


sumber: www.hariankomentar.com

No comments:

Post a Comment