Monday, November 21, 2011

Kebakaran di Kakaskasen Tiga: Pemadam Terlambat Tiba, Rumah Ludes

Warga di Kelurahan Kakaskasen III Lingkungan III dibuat panik, Sabtu (19/11) lalu sekitar pukul 10.30 Wita, saat si jago merah tiba-tiba melalap rumah milik Keluarga Lumintang-Angouw. Api dengan cepat menyebar ke seluruh bagian rumah yang juga didiami dua keluarga lainnyamasing-masing Keluarga Lumintang-Umbunan dan Roeroe-Makawego.

Masyarakat sekitar yang berusaha memadamkan api dengan peratan seadanya, seperti ember dengan menyiram ke bagian api tak mampu memadamkan. Apalagi saat kebakaran terjadi, petugas pemadam kebakaran dinilai tak sigap, sebab meski sudah dikontak dan diberitahukan berkali-kali, tapi tak juga muncul saat kobaran api membesar. Petugas baru tiba dengan kendaraan pemadam berisi air sekitar pukul 11.16 Wita atau sekitar 46 menit sejak kebakaran pertama. Warga setempat hanya bisa berusaha meminimalisir meluasnya kobaran api ke rumah lainnya disampingnya.

"Pemadam kebakaran datang setelah rumah sudah habis terbakar, mereka tinggal memadamkan bara api yang tertinggal dipuing-puing rumah saja," jelas jelas Weltje Rindengan, warga setempat.

Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya saja semua barang berharga milik mereka ludes terbakar mulai dari surat-surat berharga, ijazah sekolah, hingga barang-barang elektronik seperti TV dan DVD. "Yang tersisa hanya baju di badan, sebab saat kebakaran tak terpikir untuk menyelamtkan barang-barang, hanya focus memadamkan api saja,' ungkap Ibu Roeroe-Makawego.

Ia mengaku tak mengetahui pasti sumber api, namun sesaat sebelum kebakaran terjadi, sempat mendengar bunyi seperti pecahan dan mencium bau aroma tak sedap dari rumah bagian belakang yang didiami Keluarga Lumintang-Umbunan.  "Waktu itu saya ingin melihat ke dalam rumah, tapi karena tak ada orang dan pintu terkunci maka tak dilakukan," kenangnya saat diwawancarai Tribun Manado, kemarin.

Api mulai berkobar ketika dirinya berinsiatif memberitahu warga sekitar, tentang bunyi dan bau yang aneh itu. "Setelah melihat api, saya hanya sibuk memegang ember untuk melakukan pemadaman, tapi tak bisa dilakukan karena airnya hanya sedikit," katanya.

Ke dua anaknya yakni William (1,5 tahun) dan  Yongji (4 tahun), nyaris terperangkap, beruntung Weltje Rindengan tetangganya cepat membantu mengeluarkan ke dua anak itu dari dalam rumah.

Bahkan, Yulin Tendean, tetangga korban sempat melakukan evakuasi barang-barang berharga terutama surat-surat karena takut api menyebar ke rumahnya. "Saat itu saya sangat panik karena melihat api, jadi yang saya lakukan adalah menyelamatkan surat-surat karena itu adalah nyawa kami juga,' tuturnya.

Ia pun meminta secara khusus kepada pemerintah terutama petugas pemadam kebakaran lebih siaga dalam menyikapi persoalan tersebut, mengingat wilayah Tomohon sangat mudah dan cepat untuk dijangkau. "Kendaraan, sopir, maupun air harus siap, semua harus stand by, agar ketika ada kejadian (kebakaran) bisa direspons dengan cepat. Jangan sudah terbakar, baru tiba, apa gunanya itu," imbuh Yulin.

Sumber: manado.tribunnews.com
------------------------
Sent by BlackBerry®

No comments:

Post a Comment